Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Manusia diciptakan saling
keterkaitan satu dengan lainnya. Dalam artian, manusia membutuhkan manusia
lainnya untuk menjalani hidupnya. Baik dalam hal yang bersifat kecil dan
terlebih dalam hal yang begitu penting. Namun tidak ada orang yang paling
berjasa dalam hidup kita selain orang tua kita sendiri. Mereka memberikan kasih
sayang yang sungguh luar biasa kepada kita sejak kita lahir hingga kapan pun mereka
akan tetap memberikan kasih sayang kepada kita.
Tanpa sedikit pun
mengeluh mereka membesarkan kita dengan penuh kesabaran, memberi makan kita
dengan penuh keikhlasan, mendidik kita dengan penuh cinta, dan banyak lagi
jasa-jasa orang tua yang tidak akan pernah terbalas.
B. Rumusan Masalah
1) Apa makna dari berbakti kepada kedua
orang tua ?
2) Mengapa kita harus berbakti kepada
kedua orang tua ?
3) Apa saja bentuk berbakti kepada kedua
orang tua ?
4) Apa saja bentuk durhaka kepada kedua
orang tua ?
5) Apa saja hak kita sebagai anak
terhadap orang tua ?
Bab II
Pembahasan
A. Makna Berbakti kepada Kedua Orang Tua
Makna berbakti kepada kedua orang tua yakni berusaha
membalas semua yang telah diberikan kedua orang tua kita, meskipun semua
kebaikan mereka tidak akan pernah bisa terbalas oleh seorang anak. Oleh karena
itu kita harus berusaha sebisa mungkin membuat orang tua kita bangga dan
membuat mereka bahagia.
Tanpa sedikit pun
mengeluh mereka membesarkan kita dengan penuh kesabaran, memberi makan kita
dengan penuh keikhlasan, mendidik kita dengan penuh cinta, dan tentu saja masih
banyak lagi jasa-jasa orang tua yang tidak akan terbalas. Selain itu, sebagai
anak kita harus mentaati semua yang diperintahkan oleh kedua orang tua kita
namun dalam batasan tidak keluar dari aturan-aturan Allah swt. dan Rasul-Nya.
B. Hikmah dan Keutamaan Berbakti kepada Kedua Orang Tua
Berbakti kepada orang tua
adalah suatu kewajiban bagi seorang muslim. Oleh karena itu seorang anak akan
mendapatkan hikmah apabila ia melaksanakan kewajiban tersebut, diantaranya :
1) Mendapatkan ridha Allah swt.
2) Terhindar dari dosa besar
3) Sebab bertambahnya rizki
4) Menjamin terlahirnya anak-anak sholeh
5) Balasan surga dari Allah swt.
Ada pula keutamaan berbakti kepada
kedua orang tua dan pahalanya, yaitu :
1. Merupakan amal yang paling utama,
‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu berkata :
سَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: اَلصَّلاَةُ عَلَى
وَقْتِهَا، قَالَ قُلْتُ ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: بِرُّالْوَالِدَيْنِ، قَالَ: قُلْتُ
ثُمَّ
أَيُّ؟ قَالَ: الْجِهَادُ فِي
سَبِيْلِ اللهِ
“Aku bertanya kepada
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, ‘Amal apakah yang paling utama?’ Nabi
shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Shalat pada waktunya (dalam riwayat
lain disebutkan shalat di awal waktunya).’ Aku bertanya lagi, ‘Kemudian apa?’
Nabi menjawab: ‘Berbakti kepada kedua orang tua.’ Aku bertanya lagi: ‘Kemudian
apa?’ Nabi menjawab, ‘Jihad di jalan Allah’
2.
Ridha Allah bergantung kepada ridha orang tua sesuai
hadist Rasulullah SAW, disebutkan :
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ
عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: رِضَا الرَّبِّ فِي رِضا الْوَالِدِ، وَسُخْطُ الرَّبِّ
فِي سُخْطِ الْوَالِد
ِ
“Darii ‘Abdullah bin
‘Amr bin ‘Ash radhiyallaahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Ridha Allah bergantung kepada keridhaan orang tua dan murka
Allah bergantung kepada kemurkaan orang tua”
3. Berbakti Kepada Orang Tua Dapat
Menghilangkan Kesulitan Yang Sedang Dialami. Yaitu, dengan cara bertawassul
dengan amal shalih tersebut. Dalilnya adalah hadits riwayat dari Ibnu ‘Umar
radhiyallaahu ‘anhuma mengenai kisah tiga orang yang terjebak dalam gua, dan
salah seorangnya bertawassul dengan bakti kepada ibu bapaknya.
C. Bentuk Berbakti kepada Kedua Orang Tua
1)
Bergaul bersama
keduanya dengan cara yang baik. Di dalam hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wa
sallam disebutkan bahwa memberi kegembiraan kepada seseorang mukmin termasuk
shadaqah, lebih utama lagi kalau memberi kegembiraan kepada orang tua kita.
2)
Berkata kepada keduanya
dengan perkataan yang lemah lembut. Hendaknya dibedakan adab ber-bicara antara
kepada kedua orang tua dengan ke-pada anak, teman atau dengan yang lain.
Berbicara dengan perkataan yang mulia kepada kedua orang tua.
3)
Tawadhu’ (rendah hati).
Tidak boleh kibr (som-bong) apabila sudah meraih sukses atau memenuhi jabatan
di dunia, karena sewaktu lahir, kita berada dalam keadaan hina dan membutuhkan
pertolongan, kita diberi makan, minum, dan pakaian oleh orang tua.
4)
Memberi infaq
(shadaqah) kepada kedua orang tua, karena pada hakikatnya semua harta kita
adalah milik orang tua. Oleh karena itu berikanlah harta itu kepada kedua orang
tua, baik ketika mereka minta ataupun tidak.
5)
Mendo’akan kedua orang
tua. Di antaranya dengan do’a berikut:
6)
رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيْرً
Artinya :“Ya Alah limpahkanlah rahmatmu
kepada ibu bapakku sebagaimana mereka mengurus ketika aku masih kecil.”
Seandainya
orang tua masih berbuat syirik serta bid’ah, kita tetap harus berlaku lemah
lembut kepada keduanya, dengan harapan agar keduanya kembali kepada Tauhid dan
Sunnah. Bagaimana pun, syirik dan bid’ah adalah sebesar-besar kemungkaran, maka
kita harus mencegahnya semampu kita dengan dasar ilmu, lemah lembut dan
kesabaran. Sambil terus berdo’a siang dan malam agar orang tua kita diberi
petunjuk ke jalan yang benar.
D.
Bentuk Durhaka kepada Kedua Orang Tua
1)
Menimbulkan gangguan
terhadap orang tua, baik berupa perkataan atau pun perbuatan yang membuat orang
tua sedih atau sakit hati.
2)
Berkata “ah” atau “cis”
dan tidak memenuhi panggilan orang tua.
3)
Membentak atau
menghardik orang tua.
4)
Bakhil atau kikir,
tidak mengurus orang tuanya, bahkan lebih mementingkan yang lain daripada mengurus orang tuanya, padahal orang
tuanya sangat membutuhkan. Seandainya memberi nafkah pun, dilakukan dengan
penuh perhitungan.
5)
Bermuka masam dan
cemberut di hadapan orang tua, merendahkan orang tua, mengatakan bodoh,
“kolot”, dan lain-lain.
6)
Menyuruh orang tua,
misalnya menyapu, mencuci atau menyiapkan makanan. Pekerjaan tersebut sangat
tidak pantas bagi orang tua, terutama jika mereka sudah tua dan lemah. Tetapi,
jika si ibu melakukan pekerjaan tersebut dengan kemauannya sendiri, maka
tidaklah mengapa, dan karena itu seorang anak harus berterima kasih dan
membantu orang tua.
7)
Menyebut kejelekan
orang tua di hadapan orang banyak atau mencemarkan nama baik orang tua.
8)
Memasukkan kemungkaran
ke dalam rumah, misalnya alat musik, mengisap rokok, dan lain-lain.
9)
Lebih mentaati isteri
daripada kedua orang tua. Bahkan ada sebagian orang yang tega mengusir ibunya
demi menuruti kemauan isterinya.
10) Malu mengakui orang tuanya. Sebagian orang merasa malu
dengan keberadaan orang tua dan tempat tinggal ketika status sosialnya
meningkat. Tidak diragukan lagi, sikap semacam itu adalah sikap yang sangat
tercela, bahkan termasuk kedurhakaan yang keji dan nista.
E. Hak-hak Anak terhadap Orang Tua
Perlu diperhatikan Allah menyertakan perintah untuk
menyembah-Nya dengan perintah untuk berbuat baik kepada kedua orang tua, untuk
menjelaskan betapa agung hak kedua orang tua yang harus ditunaikan oleh anak,
karena mereka berdua adalah sebab nyata keberadaan dan kehidupan sang anak.
Adapun hak-hak tersebut antara lain sebagai berikut :
1.
Mematuhi setiap yang
diperintahkan atau dilarang oleh keduanya dalam hal-hal yang bukan kemaksiatan
kepada Allah dan tidak menyelisihi syariatnya, karena tidak boleh mentaati makhluk
dalam bermaksiat terhadap Allah, hal ini berdasarkan pada firman Allah swt. :
“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukanKu
dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuan tentang itu, maka janganlah kamu
mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.” (Q.S Al-Luqman : 15)
2.
Memuliakan dan
mengagungkan keduanya, bersikap santun terhadap keduanya, menghormati keduanya
dengan perkataan dan perbuatan, tidak menghardik keduanya dan tidak mengangkat
suara terhadap mereka, tidak berjalan dihadapan (dengan congkak) mereka tidak
lebih mengutamakan istri dan anak daripada keduanya tidak memanggil mereka
dengan nama mereka tetapi dengan panggilan ayah dan ibu serta tidak bepergian
kecuali dengan izin dan kerelaan mereka.
3.
Berbuat baik terhadap
keduanya dengan segala sesuatu yang mampu dilakukan, seperti memberi makanan,
pakaian, mengobati, dan mencegah mara bahaya serta mempertaruhkan jiwa untuk
melindungi mereka.
4.
Menyambung hubungan
silaturrahim yang tidak ada hubungan Rahim kecuali melalui mereka berdua,
mendoakan dan memohonkan ampunan bagi keduanya serta melaksanakan janji
keduanya dan menghormati teman-teman mereka.
Bab III
Penutup
Kesimpulan
Makna berbakti kepada kedua orang tua
yakni berusaha membalas semua yang telah diberikan kedua orang tua kita,
meskipun semua kebaikan mereka tidak akan pernah bisa terbalas oleh seorang
anak. Kita harus berbakti kepada orang tua karena hal tersebut merupakan suatu
kewajiban bagi seorang muslim. Bentuk-bentuk berbakti kepada kedua orang tua
diantaranya, bergaul bersama keduanya dengan cara yang
baik, berkata kepada keduanya dengan perkataan yang lemah lembut, tawadhu’
(rendah hati), memberi infaq (shadaqah) kepada kedua orang tua, karena pada
hakikatnya semua harta kita adalah milik orang tua, serta mendoakan kedua orang
tua. Selain bentuk-bentuk berbakti kepada kedua orang tua, ada pula
bentuk-bentuk durhaka kepada kedua orang tua. Kita sebagai seorang anak
memiliki hak-hak terhadap kedua orang tua, hak-hak tersebut telah dijelaskan
pada makalah ini.
Saran
Sebagai seorang anak, kita memiliki kewajiban untuk berbakti
kepada kedua orang tua. Untuk itu, marilah kita senantiasa memenuhi kewajiban
kita sebagai seorang anak. Marilah kita membahagiakan kedua orang tua kita,
sebelum nantinya kita akan menyesal karena tidak bisa melihat mereka nantinya
untuk selamanya. Semoga kita dapat menjadi anak yang berbakti kepada kedua
orang tua kita dan membuat mereka bangga terhadap kita.
Dftr pustaka nya kok gak ada y
BalasHapusMasyaAllah 🤩
BalasHapus